Dibalik Lahirnya Pancasila -->

Advertisement

Dibalik Lahirnya Pancasila

Admin
Jumat, 01 Juni 2018

Sebagai warga negara Indonesia tetap harus belajar sejarah lahirnya Pancasila. Sehingga kita hidup di NKRI dapat mengerti dan memahami sebuah perbedaan bangsa. Terlebih mana perkara ibadah, tauhid, sosial, kemanusiaan, mencari nafkah, pemerintahan, politik, hukum dan sebagainya. 

Seiring judul di atas, pihak terkait gencar dan tak bosan-bosan melakukan kampanye empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika). Digebernya sosialisasi pilar-pilar tersebut agar semua bangsa tidak melupakan sejarah dasar negara, sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Nah, peringatan lahir Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni, menjadi pengingat awal dirumuskannya dasar negara. Jika menilik sejarahnya, gagasan mengenai lahirnya Pancasila muncul dalam sidang BPUPKI tahun 1945. Sejumlah tokoh hadir dan sangat berperan dalam perumusan dalam perumusan Pancasila. Yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.

Moch Yamin menyampaikan gagasan dalam menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Tahun 1945, Moch Yamin terpilih sebagai anggota Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemberdekaan Indonesia (BPUPKI). Saat sidang, ia menyampaikan gagasannya: diantaranya perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Sebelum gagasan secara lisan, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rencangan dasar negara. Rancangan yang diajukan Yamin adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; Kebangsaan persatuan Indonesia; Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dr. Soepomo, Jateng, berasal dari keluarga priyayi, ia mendapatkan kesempatan sekolah di jenjang lebih tinggi. Dalam sidang BPUPKI 31 Mei 1045, gilirannya menyampaikan rancangan soal Dasar Negara. Rancangan versi Soepomo meliputi Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan lahir dan batin, Musyawarah dan keadilan rakyat.

Soekarno lahir di Jatim, Juni 1911, seiring waktu beliau pindah ke Europeesche Lagere School (ELS), untuk menempuh pendidikannya di Hirgere Burger School (HBS). Pada 1945, Presiden pertama itu, setelah menjelaskan pendidikan di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jatim. Di sana, Soekarno banyak bertemu dengan tokoh serikat Islam, ulama, kemudian tergabung dalam Tri Koro Dharmo dan Budi Untomo. Ia tercatat sebagai anggota BPUPKI. 

Ketika sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Ir Soekarno menyampaikan gagasannya mengenai Dasar Negara Indonesia yang terdiri dari lima butir. Yaitu: Kebangsaan Indonesia, Internasional dan Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam akhir pidatonya, Soekarno menjelaskan gagasannya bahwa Pancasila; Panca adalah Lima, sedangkan Sila: Prinsip. Wallahu a'lam. (tas/ ref. beberapa sumber).