Cara Meloloskan Diri dari Pertanyaan Ikhlas dan Mubtaba -->

Advertisement

Cara Meloloskan Diri dari Pertanyaan Ikhlas dan Mubtaba

Admin
Selasa, 12 Juni 2018

Ikhlas
Firman Allah SWT: "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. (Al-Mulk 2). Kata Al-Fudhail bin Iysdh adalah amal yang paling ikhlas dan benar. Ada yang bertanya, apa itu yang paling benar. Ia menjawab, Sesungguhnya apabila amal itu ikhlas, tapi tidak benar maka amal itu tidak akan diterima. Dan apabila amal itu benar, tapi tidak ikhlas juga tidak akan diterima. Sampai amal itu dilaksanakan secara ikhlas dan benar. Ikhlas artinya hanya karena Allah. Dan benar artinya sesuai Sunnah.

Firman Allah SWT: "Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhnnya, hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (Al-Kahfi 110). 

Firman Allah SWT: "Dan siapakah yang paling baik agamanya daripada yang menyerahkan dirinya kepada Allah dan dia pun berbuat baik." (An-Nisa 125). Menyerahkan diri berarti menyerahkan niat dan amalnya kepada Allah SWT.

Sedangkan berbuat baik di situ artinya mengikuti Rasulullah dan Sunnahnya. Menurut ulama Salaf: "Setiap perbuatan sekecil apapun pasti dihadapkan pada dua pertanyaan: mengapa dan bagaimana? Artinya, mengapa anda melakukannya? Dan bagaimana anda melakukannya?

Pertama tentang alasan, motif dan pemicu; apakah untuk kepentingan jangka pendek dan kepentingan duniawi, seperti ingin di puji orang, takut dicela orang, mencari simpati orang, atau menghindari kesulitan hidup dunia? Ataukah dorongan melaksanakan tugas pengabdian, mengharapkan cinta kasih dan kedekatan degan Allah, serta mencari jalan untuk sampai kepadaNya?

Posisi pertanyaannya ini adalah apakah anda melakukan perbuatan ini untuk Rabb anda ataukah untuk kepentingan dan kesenangan pribadi? Sedang yang kedua adalah pertanyaan tentang mubtaba'ah, alias mengikuti Rasulullah SAW dalam tata cara pelaksanaan ibadah tersebut.

Artinya, apakah perbuatan itu termasuk apa yang telah Aku syariatkan melalui utusan-Ku, ataukah tidak pernah Aku syariatkan dan tidak pernah Aku ridhai?

Jadi, yang pertama tentang ikhlas dan kedua tentang mubta'ah (mengikuti Sunah). Karena Allah SWT tidak akan menerima amal perbuatan kecuali dengan keduanya. Cara meloloskan diri dari pertanyaan pertama ialah degan memurnikan ikhlas, dan cara meloloskan diri dari pertanyaan kedua ialah merealisasikan mutaba'ah. Wallahu a'lam bish-shawab. Shalallahu 'alaihi wa sallam. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*