Asyiknya Main Kelereng -->

Advertisement

Asyiknya Main Kelereng

Admin
Kamis, 07 Juni 2018

Ilustrasi 
JCS - Era perkembangan zaman dewasa ini, aplikasi permainan yang semua serba modern terus bermunculan. Akibatnya, berbagai permainan tradisional yang dahulu populer, kini satu persatu mulai menghilang. Cianjur selatan dikenal sebagai daerah yang memiliki kemajuan berbagai sektor, kultur masyarakat yang agamis, seni dan budaya ini, otomatis juga melakukan beragam permainan tradisional yang bisa membuat senang. 

Namun sayang, perkembangan zaman yang katanya serba digital dan modern, secara perlahan akan menggerus aneka permainan tradisional khas Cianjur kidul ini. Adanya teknologi modern yang muncul menjamur di masyarakat saat ini, diantaranya melalui personal komputer (pc), laptop, android/hp dan lainnya menjadikan permainan tradisional ini mulai tidak terjamah lagi oleh masyarakat, bahkan anak-anak kecil sekalipun. Mereka cenderung lebih asyik bermain gama via gadget, yang notabene dapat menyebabkan anak-anak kurang memiliki nilai sosial.

Namun tidak demikian halnya dengan anak-anak Cianjur selatan, ternyata masih banyak mereka tetap memainkan aneka permainan tradisional meskipun tidak begitu serius memegang hp. "Aku suka pegang hp si mamah, tapi sekarang lagi suka main kelereng, main sondah atau main karet sama teman-teman sambil ngabuburit," kata Dede Rendi, Kamis.

Siswa SMP kelas 1 ini bercerita waktu sedang libur panjang begini, dirinya bersama teman-temannya hanya bermain di halaman rumahnya. Selain main kelereng, kadang main voli bal plastik, main loncat tinggi menggunakan karet gelang beruntun. Menurut Rendi, dengan bermain di halaman rumah, rasa persaudaraan sesama teman tetap terjaga. "Main tak jauh dari dekat rumah, atau di halaman rumah teman," akunya. 

Sementara Erlin kelas SD mengaku senang tinggal di Cikananga karena dekat sama keluarga, suasana aman dan nyaman, jauh dari jalan raya sehingga  banyak hal yang bisa dilakukan sambil nunggu buka puasa. "Kadang aku main kelereng jam 10 siang atau sore di halaman rumah Rendi. Tapi kalau aku sudah besar nanti ingin kerja di kota," tutur Erlin bernada polos. Masih kata Erlin, meski dirinya perempuan, sekarang senang main kaleci karena ikut-ikutan saja. Main pun tak semahir teman-temannya. "Main kaya kelereng ini tidak mengeluarkan biaya mahal. Juga permainan tradisional lebih baik, karena tidak merusak kesehatan," kata Erlin yang tatapan matanya fokus pada kelereng yeng numpuk digaris permainannya. Sedangkan Ende Eski, senang bermain layang-layang di sawah. 

Bermain sama teman-temannya akan memupuk jiwa sosial seusianya. Anak-anak tumbuh lebih baik terhadap sesamanya. Meski sesekali ia suka ada yang nangis gara-gara rebutan barang mainannya. Apalagi zaman sekarang dengan adanya teknologi tinggi, kalau pergaulan anak tanpa pengawasan orang tua, anak-anak bisa saja membuka situs-situs yang tidak baik. Tapi bagi Eski belum pintar ngorek hp. Eski lebih senang main layang-layang dan main kelereng. "Aku belajar ngapungin layang-layang. Tapi main main kelereng juga suka, " kata Eski.

Tradisi tersebut memang sudah ada sejak dulu, tapi sekarang mulai jarang karena mereka banyak yang beralih pada permainan hp dan tv. (tas).