Memekik Sakit -->

Advertisement

Memekik Sakit

Admin
Kamis, 10 Mei 2018

Ilustrasi 
Ketika pintu-pintu langit terbuka, para malaikat telah menanti ruh Rasulullah SAW. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya Jibril. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak? "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku. "Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," ucap Jibril. 

Detik-detik demikin dekat, saat Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah SAW ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah SAW bersimbuh peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini," lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali menunduk semakin dalam, dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya Baginda Rasulullah SAW kepada Malaikat pengantar wahyu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Ushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinga ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatii..." Dan pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Wallahu a'lam.*