Kesabaran -->

Advertisement

Kesabaran

Admin
Minggu, 27 Mei 2018

Terkait nasihat menasihati, seseorang suka menasihati orang lain harus benar-benar memperbaiki diri dan menjaga kesabaran. Kalau tidak begitu ia bisa berbahaya. Hal itu harus diperhatikan dan hati-hati. Artinya, orang yang memberikan nasihat juga harus santun dan sabar terhadap hal-hal yang menyakitkan. Karena suatu saat ia pasti menerima sesuatu yang menyakitkan. 

Dalam Al-Qur'an surah Luqman ayat 17, Allah SWT memerintahkan kepada para Rasul yang merupakan pemuka-pemuka amar ma'ruf dan nahi munkar agar bersabar. Juga dalam surah Al-Muddatstsir ayat 1-7 menyuruh kita untuk bersabar, membersihkan diri, meniggalkan segala bentuk maksiat, dan mengagungkan Allah SWT, dengan begitu kita nanti mendapat balasan yang lebih banyak. Karena Allah SWT membuka ayat-ayat penugasan Rasulullah SAW kepada makhluk dengan perintah untuk memberi peringatan dan menutupnya dengan perintah bersabar. Bersabar terhadap ucapan mereka dan jauhi mereka dengan cara yang baik. "Wasbir lihukmi rabbika fainnaka bi a'yuninaa; Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami." (Ath-Thuur 48). 

Firman Allah SWT: Washbir wa maa shabruka illaa billahi; Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah. (An-Nahl 127). Jadi, harus ada tiga ilmu yaitu ilmu pengetahuan, kelembutan dan kesabaran. Menguasai ilmu sebelum melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar, kemudian bersikap lemah lembut dalam pelaksanaanya dan bersabar sesudah melaksanakannya. 

Konteks ini membuat tugas mulia semakin sulit dilaksanakan oleh banyak orang. Sehingga mereka menganggap bahwa kewajiban ini gugur dari dirinya dan ia punya alasan untuk meninggalkannya. Hal ini lebih banyak merugikan dirinya sendiri daripada merugikan kontek tugas kebaikan yang dilaksanakan tanpa memenuhi hal-hal di atas atau lebih sedikit. Karena meninggalkan kewajiban maksiat dan melakukan sesuatu yang dilarang Allah juga maksiat.

Maka orang yang beralih dari satu maksiat ke maksiat lain yang lebih besar adalah seperti orang yang berlindung dari pasir yang panas kepada api. Dan orang pindah dari satu maksiat ke maksiat lain adalah seperti orang yang pindah dari agama yang batil ke agama lain yang juga batil. Boleh jadi yang kedua lebih buruk dari yang pertama, boleh jadi lebih sedikit dan boleh jadi sama saja. 

Begitu juga dengan orang yang enggan melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar dan orang yang melampaui batas dalam melaksanakannya. Boleh jadi dosa salah satu orang itu lebih besar dan boleh jadi sama saja. Nah, yang terbaik menurut penulis, mantapkan diri kita dan keluarga sebelum mengajak orang lain. Wallahu a'lam.*