Kelebihan Makanan -->

Advertisement

Kelebihan Makanan

Admin
Sabtu, 12 Mei 2018

Ilustrasi 
Salah satu hal yang paling besar dampak buruknya terhadap manusia adalah syahwat atau nafsu makan. Gara-gara itulah Adam dan Hawa diusir dari Surga yang tenang menuju dunia yang penuh dengan kehinaan dan kebutuhan ini. Sebab, keduanya dilarang mendekati pohon itu, tetapi mereka berhasil dikuasai oleh syahwat sehingga mereka memakan buah pohon tersebut. Akibatnya, aurat mereka terbuka. Sejatinya, perut adalah sumber aneka syahwat, penyakit dan malapetaka. Karena ia diikuti oleh syahwat kemaulan (seks). 

Kemudian syahwat makanan dan kemaluan (seks) diikuti dengan ambisi untuk meraih jabatan dan kekayaan yang merupakan wasilah atau alat untuk memperluas makanan. Kemudian nafsu menumpuk kekayaan dan jabatan diikuti dengan aneka macam kedunguan, persaingan dan kedengkian. Itu semua adalah buah dari mengabaikan perut dan membiarkannya kekenyangan. Andai manusia mau merendahkan dirinya dengan lapar dan mempersempit saluran setan, ia pasti tunduk dan patuh kepada Allah SWT dan tidak mengikuti jalan setan dan kesesatan. 

Al-Maqdam bin Ma'dikarib berkata: "Aku mendengar Rasulullah bersabda: Tidaklah anak Adam (manusia) mengisi wadah yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegangkan tulang belakangnya. Jika tidak ada peluang lain maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya." (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim yang menilai shaih dan disepakati Adz-Dzahabi). Ini menghimpun seluruh prinsip-prinsip kedokteran (kesehatan-red). Karena itu, ketika Ibnu Abi Maskawih yang berprofesi sebagai tabib membaca Hadis ini di dalam kitab Abu Khaitsamah, ia berkata: "Andaikata manusia mau menggunakan Hadis ini, niscaya mereka akan selamat dari berbagai macam penyakit. 

Karena pangkal dari segala macam penyakit adalah kelebihan makanan. Ini adalah sebagian dari manfaat mengurangi makanan dan menghindari makanan yang berlebihan bagi kesehatan badan. Sedangkan bagi hati sedikitnya makanan bisa membuat hati menjadi lembut, pemahaman menjadi kuat, nafsu menjadi pecah, hawa nafsu menjadi lemah dan amarah reda. Sedangkan banyak makanan bisa berakibat sebaliknya. Sementara di dalam shahih Al-Bukhari dan shahih Muslim dinyatakan bahwa Nabi SAW bersabda: "Orang beriman makan dalam satu usus. Sedangkan orang kafir makan dalam tujuh usus. 

Maksudnya, orang beriman makan dengan etika syara'. Sedangkan orang kafir makan berdasarkan tuntutan syahwat, selera makan dan keserakahan. Selain menganjurkan untuk makan dan merasa cukup dengan sebagian makanan, beliau juga menganjurkan untuk memprioritaskan sisanya kepada orang lain. Wallahu a'lam.*