 |
| Ilustrasi |
Menurut Al Auza'i, orang mati itu terus merasakan sakitnya kematiannya sampai kelak ia dibangkitkan dari kubur. Suatu ketika Rasulullah SAW ditanya tentang kematian. Beliau SAW menjawabnya. "Kematian yang paling mudah serupa dengan sebatang pohon duri yang menancap pada kain sutra. Apakah pohon itu dapat diambil tanpa meninggalkan bekas koyak pada kain?"
Pembaca JCS, berbagai gambaran tentang sakitnya kematian pernah diungkapkan, dan ini adalah sebagian kecil saja yang pernah tercatat dan ditemukan. Nabi Musa a.s menggambarkan kematian seperti ia menjadi seekor burung yang dibakar hidup-hidup. "Tak mati untuk terbebas dari rasa sakit, dan tak bisa terbang untuk menyelamatkan diri," kata Musa.
Rasulullah SAW bersabda, "Manusia pasti akan merasakan derita dan sakitnya kematian. Dan sungguh, sendi-sendinya akan saling mengucapkan kata selamat tinggal. "Sejahteralah atasmu, sekarang kita saling berpisah datang hari kiamat." Sungguh, meski banyak gambaran tentang kematian, sebenarnya kematian itu lebih pedih pada semua yang bisa digambarkan.
Tak satu pun dari kita sanggup menanggungnya, hanya keringan saja yang akan kita terima. Itupun dengan catatan, bahwa kita wafat dalam keadaan beriman dengan amal soleh ikhlas dan banyak. Memang banyak orang yang mati. Tapi kita yang masih hidup. Kita belum terlambat untuk membuat satu perubahan. Wallahu a'lam.*