Arshat Neraka Jahannam -->

Advertisement

Arshat Neraka Jahannam

Admin
Kamis, 03 Mei 2018

Ilustrasi 
Allah SWT telah berfirman: Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (QS. Al-Hijr ayat 44).

Yang dimaksud dengan golongan di sini ialah sejumlah besar manusia. Ibnu Juraji mengatakan bahwa neraka itu mempunyai tujuh lais, yaitu Jahannam, Lazha, Huthamah, Sa'ir, Saqar, Jahim dan Hawiyah. Tingkatan pertama untuk ahli tauhid yang durhaka, tingkatan kedua untuk orang yahudi, tingkatan ketiga untuk orang-orang nasrani, tingkatan yang keempat untuk orang-orang shabi'in, tingkatan kelima untuk orang-orang majusi, tingkatan keenam untuk orang-orang musyrik dan tingkatan yang ketujuh untuk orang-orang munafik. Neraka Jahannam merupakan tingkatan neraka yang paling tinggi, sesudah itu baru yang ada di bawahnya dan demikianlah seterusnya. Makna yang dimaksud ialah, bahwa Allah SWT membagi-bagi para pengikut iblis menjadi tujuh bagian, maka setiap golongan manusia memasuki tingkatan neraka yang tertentu.

Penyebabnya ialah karena tingkatan kekafiran dan kedurhakaan di antara manusia itu berbeda-beda. Oleh karena itu, tingkatan neraka yang menjadi tempat tinggal mereka berbeda-beda. Menurut pendapat yang lain disebutkan bahwa neraka buat tubuh yang ada dalam diri manusia, seperti mata, telinga, lisan, perut, kemaluan, tangan dan kaki karena anggota tubuh ini merupakan sumber dosa. Oleh karena itu, maka jumlah pintu gerbang neraka disesuaikan dengannya. 

Imam Ahmad telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bertanya kepada Jibril, "Kenapa aku tidak pernah melihat Mikail tersenyum?" Jibril menjawab, "Memang Mikail tidak pernah tersenyum sejak neraka diciptakan." Muslim telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda bahwa pada hari kiamat nanti neraka Jahannam didatangkan dengan tujuh puluh ribu kendali, tiap kendali dipegang oleh tujuh puluh ribu malaikat yang bertugas menariknya. Wallahu a'lam bish-shawab. Shalallahu alaihi wa sallam. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*