 |
| Ilustrasi |
Ketua DKM Al-Zihad, Ustad Rahlan mengaku bahwa belakangan ini, masjid, biasa digunakan sebagai tempat ibadah tapi kondisinya cukup memprihatinkan. Kondisi tersebut sambung Rahlan karena bahan-bahan bangunannya berasal dari kayu-kayu dan bambu itu pun sudah pada lapuk (termakan usia). Dengan kondisi tersebut menurut Rahlan ketika jemaah melaksanakan ibadah seperti jumatan, pengajian, terawih atau peringatan-peringatan maulud maupun rajab dirasa kurang nyaman. Bahkan paling khawatir kalau sedang turun hujan.
"Setidaknya kalau lagi hujan deras mah air sering masuk ke dalam masjid, maklum sebagian genting-genting itu di atas susuhunan masjid sudah pada belah dan bocor. Jadi menganggu ketenangan orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah," tutur Rahlan, Kamis (24/5/2018).
Tapi sekarang, masih kata Rahlan, pihaknya sudah membentuk panitia pembangunan masjid sebagai tanda akan segera dibangunnya masjid baru tersebut, Insyaaloh, dengan cara gotong-royong warga dan memanfaatkan dana yang telah terserap. Adapun sumber dana disebutkan Rahlan, itu didapat dari sumbangan para donatur atau hamba Alloh. "Anggaran yang masuk seperti dari iuran warga di dalam Kecamatan Cidaun maupun dari luar Cidaun seperti dari mantan Kapolres Cianjur," ujarnya.
Anggaran renovasi masjid itu sekitar Rp. 70 juta lebih.
Masjid akan tetap berdiri di atas lahan atau wakap dari keluarga besar atau salah satu warga Kp. Pasir Tarisi. "Kami bersyukur karena cita-cita kami yang belakangan memang cuma bisa menyimpan rasa ingin dan ingin masjid yang agak agreng kaya di tempat lain tapi kami belum mampu, mengingat keterbatasan ekonomi warga untuk rereongan memperbaiki masjid sekaligus. Nah sekarang alhamdulillah ada kepastian setelah ada suntikan anggaran dari beberapa donatur.
Dan terimakasih kepada para donatur seperti bapak Kombes Asep Guntur Rahayu bersama Yayasan Ngerayap Comunity yang telah sudi menyempatkan waktunya datang ke kampung kami menyumbangkan sebagian hartanya untuk pembangunan masjid," ucapnya sedikit bercanda. (tas).