Sya'ban Part II -->

Advertisement

Sya'ban Part II

Admin
Sabtu, 21 April 2018

Sya'ban
Malam nisfhu Sya'ban juga disebut dengan malam 'syafa'at' berdasarkan riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi SAW meminta sayafa'at kepada Allah SWT untuk umatnya pada malam ketiga belas lalu Allah memberinya sepertiga. Beliau meminta safaat lagi kepada-Nya pada malam keempat belas. Lalu Allah memberinya dua per tiga, dan beliau meminta syafa'at lagi pada malam kelima belas. Lalu Allah memberi seluruhnya, kecuali orang yang lari melepaskan diri dari Allah seperti larinya unta yang larat, yakni lari dan menjauh dari Allah karena menetapi kedurhakaannya.

Malam nishfu Sya'ban disebut juga dengan malam maghfirah (ampunan), sebagaimana yang disebutkan dalam hadis riwayat Imam Ahmad yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, "Sesungguhnya Allah melongok hamba-hambaNya, pada malam pertengahan bulan Sya'ban lalu memberikan ampunan kepada penghuni bumi, kecuali dua orang laki-laki, yaitu orang musyrik dan orang yang mendendam."

Dan disebut malam kemerdekaan, berdasarkan sebuah hadis riwayat Ibnu Ishaq melalui Anas Ibnu Malik yang telah menceritakan, "Rasulullah SAW pernah mengutusku ke rumah Aisyah ra. untuk sebuah keperluan. Aku berkata kepada Aisyah, "Cepatlah! Karena aku telah meninggalkan Rasulullah SAW sedang menceritakan kepada mereka tentang malam nishfu Sya'ban."

Aisyah berkata, "Hai Anas, duduklah aku akan menceritakan kepadamu tentang hadis malam nishfu Sya'ban. Malam itu adalah malam giliranku dari Rasulullah SAW. Beliau menghampiriku dan masuk dalam selimutku. Aku terbangun tengah malam dan aku tidak menemukannya, aku berkata kepada diriku, "Barangkali beliau pergi ke tempat pelayannya Mariyah Al-Qibthiyah." Maka aku keluar dengan tujuan ke masjid namun mendadak kakiku menyentuh beliau, saat itu beliau sedang bersujud seraya membaca doa, "Telah sujud kepada-Mu tubuh dan diriku telah beriman kepada-Mu hatiku. Dan inilah kedua tanganku dan apa yang kulakukan dengan melalui keduanya terhadap diriku sendiri.

Wahai Tuhan Yang Maha Besar yang diharapkan ampunan-Nya terhadap setiap hal yang besar, ampunilah dosa besarku. Telah bersujud wajahku kepada Tuhan Yang telah menciptakan dan memberinya rupa serta membelahnya untuk pendengaran dan penglihatannya." Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan berdo'a, "Ya Allah, berilah daku rezeki hati yang bertakwa, terbebas dari syirik, tidak kafir, dan tidak pula celaka." Kemudian beliau kembali bersujud dan kudengar beliau mengucapkan dalam do'anya, "Aku berlindung dengan ridhaMu dari kemurkaan-Mu. Aku tidak dapat menghitung pujian dari-Mu. Aku berkata, sebagaimana yang dikatakan oleh saudaraku Daud, 'Aku benamkan wajahku kepada Tuhanku dan sudah sepantasnya bagiku membenamkan wajahku ke dalam debu untuk Tuhanku."

Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan aku berkata, "Demi bapak dan ibuku sebagai tebusanmu, kamu berada dalam sebuah lembah dan aku berada dalam lembah yang lain." Beliau bersabda, "Wahai si cantik Humaira, bukankah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah SWT pada malam ini membebaskan orang-orang dari neraka sebanyak bilangan kambing kabilah Kalb, kecuali enam golongan, yaitu pecandu khamar, orang yang menyakiti kedua orang tuanya, orang yang menetapi perbuatan zina, orang yang memutuskan famili, mudharrib, musawim dan pengadu domba." Dalam riwayat lain disebutkan tukang pembuat patung. 

Dan malam nishfu Sya'ban disebut pula dengan nama malam pembagian dan penentuan, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Atha' ibnu Yasar yang menyebut, "Apabila datang malam nishfu Sya'ban, maka sesungguhnya seorang hamba benar-benar sedang menanam tanaman, mengawini beberapa istri, dan membangun bangunan, sedangkan namanya telah terhapus dari deretan orang-orang yang mati, padahal tiada yang dinanti oleh malaikat maut selain perintah untuk mencabut nyawanya." Wallahu a'lam*