Sya'ban Part I -->

Advertisement

Sya'ban Part I

Admin
Sabtu, 21 April 2018

Sya'ban
Disebutkan Sya'ban karena bercabang darinya kebaikan yang banyak jumlahnya. Sya'ban diambil dari kata 'Asy-Syib', artinya jalan di gunung yang dimaksud ialah jalan kebaikan.

Abu Umamah Al-Bahili ra. telah menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Apabila datang bulan Sya'ban, maka bersihkanlah dirimu dan perbaikilah niatmu." Aisyah ra. telah menceritakan bahwa dahulu Rasulullah SAW puasa, sehingga kami mengatakan beliau tidak akan berbuka. Beliau berbuka, sehingga kami mengatakan beliau tidak akan berpuasa, dan adalah kebanyakan puasa yang dilakukan oleh beliau SAW (di luar Ramadhan) adalah dalam buan Sya'ban.

Di dalam kitab Nasai disebutkan melalui hadis Usamah ra. yang terlah bertanya, "Wahai Rasulullah. Aku belum pernah melihatmu berpuasa di suatu bulan dari bulan-bulan ini, seperti puasamu dalam bulan Sya'ban." Beliau menjawab, "Itu adalah suatu bulan yang terletak di antara Rajab dan Ramadhan, orang biasa melalaikannya, padahal dalam bulan ini semua amal dinaikan kepada Allah Rabb sekalian alam. Maka aku suka kalau amalku dinaikan (dilaporkan), sedangkan aku dalam keadaan berpuasa."

Menurut suatu pendapat disebutkan bahwa malaikat di langit mempunyai dua hari raya sebagaimana kaum muslimin di bumi mempunyai dua hari raya. Hari raya para malaikat ialah malam bara-ah yaitu malam pertengahan bulan Sya'ban dan Lailatul Qadar. Sedangkan hari raya kaum mu'minin adalah hari raya Fitri dan hari raya kurban. Karena itulah, maka malam Nishfu Sya'ban disebut malam hari raya malaikat. As Subuki menuturkan dalam kitab tafsirnya bahwa sesungguhnya malam nishfu Sya'ban bisa menutup dosa-dosa setahun, sedangkan malam Jumat bisa menutup dosa-dosa seminggu dan malam lailatul qadar dapat menutup dosa seumur hidup." Artinya, menghidupkan malam-malam ini (dengan ibadah) menjadi sebab ditutupnya (dihapusnya) dosa.

Malam nishfu Sya'ban itu juga disebut penghapus dosa karena alasan yang demikian itu, dan juga disebut malam Kehidupan, sebagaimana disebutkan dalam hadis marfu' riwayat Al Mundziri yang menyebut, "Barang siapa yang menghidupkan dua malam hari raya dan malam nishfu Sya'ban, maka hatinya tidak akan mati pada saat hati manusia mati." Wallahu a'lam.* Bersambung...