Melihat Ayun Ambing Bayi & Pengajian -->

Advertisement

Melihat Ayun Ambing Bayi & Pengajian

Admin
Selasa, 24 April 2018

Acara 'Ngayun' / Ekslusif
Acara 'ngayun' atau selamatan bayi yang baru lahir untuk diberi nama, ternyata cukup membawa hikmah. Tradisi 'ngayun' seperti di kampung Cikananga Desa Pusakasari, Kec. Leles, Cianjur. Yaitu syukuran atas lahirnya sibuah hati pasangan Deni Suherlan-Sri Febrianti. Dalam acara tersebut hadiri kiayi dan warga sekitar tumplek memenuhi kediaman yang punya hajat untuk sama-sama memanjatkan doa. 

Seperti ceritanya? Berikut tulisannya!

Hidup rukun dalam keluarga adalah dambaan. Bergaul dan menjaga silaturahim dengan tetangga suatu keharusan. Sehingga semua kebaikan dalam biduk keluarga maupun hidup bertetangga agar tetap terpelihara dengan baik pula. 

Nah, sejak Senin pagi (23/4/2018) banyak orang di kediaman guru Deni Suherlan- Sri Febrianti, atau keluarganya Juju Ariifin di Kp. Cikananga Desa Sindngsari Kec Leles, Cianjur. Sejak pagi Senin itu terlihat ada ibu-ibu yang sibuk di dapur (masak-red), bapak-bapak turut ambil bagian membantu sesuai tugasnya, bahkan mereka tak hanya keluarga dari sohobul makosid yang punya hajat, tetapi tetangga dekat, bahkan saudara yang jauh pun hadir untuk menyaksikan serta saling membantu agar acara yang mulia berjalan lancar. Senin sore dilaksanakan marhaba, 'ngariung', membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an, shalawatan, baca berjanji yang dipimpin kiayi setempat. Lanjut malam hari ba'da Isya siap-siap dilaksanakan pengajian, dipandu Kades Sarhidi hingga selesai. Seiring mata acara syukuran tersebut, dibeberkan oleh Deni melalui Hadudin dalam ijabnya. Hadudin yang bertugas menyampaikan maksud dan tujuan secara 'jentre marele' tiada lain bahwa intinya sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

"Pribados asmana keluarga nu gaduh maksad, ngulem ka sadayana sejak hoyong dilaturahmi sareng doa kumargi pak Deni sareng bojo na bu Sri kenging kapercantenan ti Gusti anu Maha Agung nyaeta dipaparin gaduh murangkalih, anu cikal jang Peri Aditya Suherlan, teras anu bungsu neme diayun neng Delisa Mikaila Putri. Teras oge nadar sr pamaksadan sanes na," tutur Hadudin kepada JCS dengan bahasa sunda pakidulan. Malam pengajian yang dilangsungkan di rumah Guru Deni ini cukup khidmat. Dihadiri aparatur desa, mulai RT-Kadus, Sekdes, Kades, tamu undangan, tokoh warga, pemuda dan hadirin. Terdengar rangkaian acara disampaikan oleh pengatur waktu, Sarhidi S.Pd mulai pembukaan, ijab, hadiah, sambutan, baca ayat suci Al-Qur'an hingga siraman rohani.

Terkait pemerintahan, pada kesempatan itu, Sekdes Nurmansyah mengatakan, pentingnya identitas diri, keterangan domisili bagi warga yang baru tinggal, soal KTP dan KK. Selain itu ditekankan Nurman, kesadaran warga menjaga keamanan dan pembangunan jalan melalui gerakan gorol alias gotong royong lobaan. "Pribados siap ngabantos wargi-wargi anu hoyong KTP, KK atanapi naon bae anu ngait sareng pelayanan desa," jelasnya.

Selanjutnya, merupakan acara puncak tabligh akbar dengan penceramah Kiayi Domi dari Kp. Sumur Gede Panyindangan. Kiayi Domi dalam da'wahnya mengangkat judul 'Islam' artinya pasrah kepada Allah SWT. Karena Islam Agama paling mulia, penyelamat bagi umat Nabi Muhammad SAW yang mengikutinya. Dengan agama ini, dijelaskan Kiayi Domi, semua orang yang ingin ridha Allah SWT harus ikhlas dalam setiap amal kebajikan, tidak boleh riya, ujub. Huruf sin, yaitu umat harus selamat hate dari unek-enek dendam, 'sae ka ibu rama.

L-nya Lainul Qalbi kudu leleus hate. Mim, kudu kersa musyawarah mun aya permasalahan. Kiayi juga mengajak mustami untuk rajin shalat berjamaah di masjid karena keutamaan shalat berjamaah ganjarannya berlipat-lipat. Kemudian mengingatkan untuk berzakat, dilarang suka menggunjing dan adu domba. Kiayi Domi berdawah selama satu jam setengah untuk hadirin. Terakhir, acara dipungkas dengan doa oleh pembawa acara. (Tas).