Kisah Musafir -->

Advertisement

Kisah Musafir

Admin
Minggu, 22 April 2018

Ilustrasi 
Di sini ada ibarat yang bisa dibuat. Seorang musafir melakukan perjalanan dengan tenang dan damai. Kadang berlari dan kadang berjalan. Kadang istirahat dan kadang tidur. Tiba-tiba, ditengah perjalanan ia melihat naungan yang rindang, air yang dingin, tempat tidur yang nyaman dan taman yang penuh bunga. Lalu ia tertarik untuk singgah di tempat itu. Mendadak dari tempat itu seorang musuh melompat ke arahnya dan menyergap nya. Ia diikat dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Kebiasaan terbayang di pelupuk mata. Ia merasa putus asa dan menganggap dirinya adalah rizki bagi hewan-hewan liar dan binatang-binatang buas. Dan ia merasa terhalang dari tujuan yang ingin dicapainya. Ketika ia sedang asyik dengan beragam dugaan yang datang silih berganti, tiba-tiba ayahnya yang penyayang dan perkasa berdiri di dekatnya kemudian melepaskannya. 

Untuk perjalanan kedua, sang ayah berkata kepadanya 'Lanjutkan perjalanmu dan waspadalah terhadap musuhmu, karena dia selalu menginatimu di tempat-tempat persinggahan yang ada ditengah perjalanan. Ketahuilah bahwa selama engkau berhati-hati dan waspada terhadapnya, ia tidak akan bisa menangkapmu. Tapi jika engkau lalai, dia akan menerkammu. Aku akan mendahuluimu ke rumah. Aku akan berjalan lebih dulu, lalu ikutilah jejakku.'

Musafir ini cerdas, pindar, ngerti, pandai, konsentrasi dan berakal sehat, ia akan menyambut perjalannya dengan cara yang berbeda. Sikapnya akan lebih kuat dan lebih sempurna daripada yang pertama. Ia akan berhati-hati dan waspada terhadap musuh tersebut serta menyiapkan bekal yang memadai untuk mengantisipasi serangannya. Sehingga perjalanannya yang kedua lebih mantap dan lebih baik daripada yang pertama. Dan ia akan lebih cepat ke rumah. 

Tetapi, apabila ia lalai terhadap musuhnya dan kembali kepada kondisi semua, tidak lebih dan tidak kurang, tidak ada kekuatan, kewaspadaan, maupun persiapan, ia akan kembali berhadapan dengan ancaman bahaya seperti yang pertama. Jika hal itu membuat langkahnya menjadi lambat dan lemah, membuat terkenang akan kenyamanan dan keindahan taman tersebut dan kesegaran airnya, ia tidak akan melaju seperti perjalannya semula dan bahkan kurang dari itu. Wallahu a'lam.*