Sejarah & Peradaban -->

Advertisement

Sejarah & Peradaban

Admin
Minggu, 25 Maret 2018

Peta Sejarah Peradaban Nusantara
JCS - Tahun 1942. Tak lama setelah Pearl Harbour lantak oleh serangan udara militer Jepang, beberapa orang terkemuka negeri Sakura ini berkumpul dan bertemu di Kyoto. Dalam pertemuan itu, para filosof membahas masa depan dunia setelah peritiwa yang telah difilimkan dan dibintangi oleh Ben Affleck beberapa waktu lalu itu. Menurut mereka, serangan yang dilakukan para ultra-nasionalis Jepang itu telah membuka kunci gerbang dan mengundang Westernisasi. Ya, seperti membuka sebuah kotak pandora. Pelan tapi pasti, Asia akan ditinggalkan dan bergabung dengan Barat. Modernisasi akan menjadi alat paling ampuh menuju Weseten Civilization. Suka tidak suka, dengan halus atau kasar, dengan nikmat atau sengsara, kiblat akan berubah. Kira-kira begitulah yang dihasilkan pertemuan itu.

Mari beralih kisah. Ketika raja-raja Jawa-dan Asia pada umumnya-masih menganggap dirinya adalah titisan dewa yang turun di marcapada, Inggris dan Spanyol setelah mengirim kapal-kapal dan armadanya melakukan ekspedisi ke berbagai penjuru dunia.

Menaklukan, dan selanjutnya menjajah negeri-negeri yang didarati. Ketika Raja John mengesahkan Magna Carta sebagai undang-undang yang mengakui hak-hak rakyat dan bangsawan tingkah bawah yang harus ia hormati tahun 1215, Jawa sedang diperintah Tunggal Ametung yang sebentar lagi digantikan Ken Arok dengan kudeta. Bahkan ketika Raja Edward tahun 1295 memperbaiki sistem parlemen Inggris, Jawa dalam masa transisi kekuasaan Kertanegara di Singasari pada Raden Wijaya dan Majapahit. Barat tampak lebih dulu mencatat 'kebaikan' dalam sejarah ketimbang orang-orang di Tumur sini.

Kenyataan ity pula yang membuat Barat merasa unggul daripada Timur. Lalu secara terus menerus, dengan mengendara gelombang Utara, mereka menyerbu wilayah Selatan dan penjajahannya. Timur telah ditaklukan. Pearl Harbour adalah gerbang yang membuka kesempatan serbuan kian kencang dalam dunia modern. Bahkan, ketika kita baru memasuki millenium, satu lagi peritiwa membuka gerbang dibuka lebih lebar setelah runtuhnya World Trade Center di News York sana. 11 September 2001.

Dan setelah itu, semua wilayah adalah Barat. Semua tanah adalah Amerika. Dan semua peradaban adalah satu. "With us or againts us," begitu presiden Amerika menyeru penduduk dunia. Barat tidak lagi Spanyol dan Inggris, tapi terlebih lagi Amerika. Barat bukan saja negara, tapi gaya hidup dan peradaban manusia.

Semua cita berarah ke sana. Dan tentu saja ini sama sekali bukan fitrah manusia. Orang-orang harus dibangunkan, disadarkan untuk mengembalikan kemanusiaan yang sesungguhnya. Sebab, jika tidak, kita akan terkepung oleh peradaban yang tak akan pernah menjadi milik kita. Wallahu a'lam. (Tas).