Jangan Pernah Meluapkan Emosi di Medsos -->

Advertisement

Jangan Pernah Meluapkan Emosi di Medsos

Admin
Jumat, 16 Maret 2018

Ilustrasi
JCS - Banyak kebaikan dari media sosial. Tapi tidak kalah banyak jadi ajang hujat dan mencaci maki. Tanpa sadar, kita menikmatinya. Iya, saat menyalurkan kebencian sambil jempol sibuk di samrtphone itu otak kita juga menyemburkan dopamone sesuatu dalam otak yang mengatur perasaan senang, puas, dan nikmat. Apalagi kalau status kita di respons oleh orang lain. 

Semburan makin kencang ketika kita merasa menang saling hujat atau lawan lalu kita diam saja. Kepuasan semakin menjadi-jadi. Kerumunan atau kelompok massa seperti aliran listrik, mengubah tiap orang dalam kelompok menjadi watak-watak yang menakutkan. Media sosial adalah kerumunan massa. 

Dalam kerumunan, individu menjadi kehilangan identitas. Individu dalam kerumunan kehilangan tanggungjwab pribadinya, bahkan kehilangan malu di luar kelompoknya (out group), bahkan moralitas bisa lenyap. Apalagi banyak akun media sosial yang tidak menampakkan identitas sebenarnya.

Penulis sering melihat demonstrasi. Saat itu ada yang berteriak-teriak menuntut sesuatu, yang satu provokasi membuat orang lain bisa jadi beringas dan berani melakukan apa saja. Hanya meriam air dan gas air mata yang bisa membubarkannya. Kerumunan ini tidak hanya di jalanan, tapi juga di dunia maya. Kebencian akan semakin menjadi apabila ada provokasi, bisa kelompok agama, kelompok suku dll. 

Karena itu, pembaca JCS jangan mudah ter-provokasi. Kami mengajak Anda untuk mengetahui ilmu jurnalistik karena apapun sarana medianya tidak bisa dipisahkan dengan jurnalistik atau pewarta. Kemudian pandai membaca situasi. Dan jangan pernah menulis sesuatu dalam keadaan emosi. Wallahu a'lam. (Tas).