Di Zaman Now: Pendidikan Karakter Patut Dipertanyakan -->

Advertisement

Di Zaman Now: Pendidikan Karakter Patut Dipertanyakan

Admin
Selasa, 06 Februari 2018

Ilustrasi


Zaman now merupakan zaman yang serba tau dan berbasis teknologi dengan tidak berlandaskan pada nilai SQ (Spiritual Question). Artinya hanya berlandaskan pada IQ (Intelektual Question) dan EQ (Emotional Questions). Akibatnya, output dari IQ dan EQ tersebut patut dipertanyakan. Apa itu? 

Pendidikan karakter yang tidak diimbangi dengan pendidikan Spiritual yang utuh.

Pada materi tempo lalu, bahwa pendidikan di Negara kita patut dipertanyakan. Ganti menteri pendidikan maka ganti pula jenis kurikulumnya dimana di dalamnya terdapat muatan pendidikan karakter. Akan tetapi, pendidikan karakter yang terjadi jauh dari apa yang diharapkan.

Mungkin itulah dampak dari zaman now. Zaman now yang kebablasan. Di raport tidak ada lagi nilai merah. Siswa tidak ada lagi yang tidak naik kelas. Bahkan raportnya pun berbasis teknologi. Baik yang cerdas, pintar, kurang pintar, maupun tidak pintar semua naik kelas dengan alasan wajib belajar 12 tahun. 

Seberapa pentingkah ijazah? Seberapa pentingkah nilai yang tertera di ijazah? Apakah ijazah kita sudah layak disemat? Apakah nilai kita sudah layak kita miliki. Apakah karakter pendidikan yang diharapkan sudah terpenuhi?  Itulah segelintir pertanyaan yang patut kita renungi dan dipertanyakan pada hati nurani kita. Jika jawaban kita masih belum, mari perbaiki diri dan isi hasil ijazah kita dengan memperluas wawasan, membaca Al-Qur'an, dan mendidik generasi penerus yang berakhlakul karimah, yang menyejukan hati, dan berbakti kepada orangtua, guru, agama, dan Negara.

Pendidikan karakter yang dimuat di kurikulum patut kita evaluasi. Penulis lebih setuju jika kurikulum pendidikan kita dikembalikan lagi ke CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kurikulum CBSA meskipun tidak ditulis bermuatan karakter, akan tetapi muatan kurikulum tersebut menghasilkan output yang berkualitas, baik intelektual, emosional, dan spiritual.

Di zaman Sebelum Now (SN), penulis belum pernah mendengar guru dipukuli siswa, anak membunuh orangtua, siswa menantang jotos guru, dan sebagainya. Pada zaman tersebut berarti siswa sangat menghargai dan menghormati guru sebagai Pahlawan Tanpa Balas Jasa.

Akan tetapi sekarang, di zaman yang serba now, dimana kurikulum sudah dimuati pendidikan karakter, banyak beredar siswa memukuli guru, siswa ajak adu jotos pada guru, dan berita yang sejenisnya. Sehingga timbul dalam pikiran penulis: Ada apa dengan Kurikulum yang bermuatan Karakter ini?

Justru yang timbul bukan karakter yang baik yang muncul, tetapi karakter sebaliknya. Mungkin ini merupakan ujian terhadap kurikulum tersebut. Mudah-mudahan pendidikan kita memiliki kurikulum yang lebih baik lagi. Dan guru memiliki jaminan kesejahteraan dan keamanan yang layak dalam mendidikan dan mengajar siswanya. Maka inilah zaman now tersebut!

Penulis: Taufik Hidayat